Berita Otomotif dan Dunia Balap – Mobil listrik (BEV) memang semakin populer di dunia otomotif, tetapi untuk pasar mobil mewah, konsumen masih lebih memilih mobil hybrid. Lexus Indonesia, melalui General Manager Bansar Maduma, menjelaskan bahwa meskipun ada tren elektrifikasi, mayoritas konsumen Lexus lebih tertarik pada model hybrid ketimbang mobil listrik penuh. Fenomena ini mencerminkan perbedaan preferensi dan kebutuhan antara pasar mobil mewah dengan pasar massal yang lebih memprioritaskan efisiensi.
Popularitas Mobil Hybrid di Kalangan Konsumen Mewah
Lexus, yang dikenal dengan model mobil mewahnya, menawarkan berbagai pilihan kendaraan hybrid. Dari 10 model yang tersedia, 8 di antaranya merupakan model hybrid. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki komitmen kuat terhadap teknologi ramah lingkungan. Meskipun demikian, Bansar mencatat bahwa sekitar 92 persen penjualan Lexus berasal dari mobil hybrid, sementara hanya 3 persen yang berupa plug-in hybrid (PHEV) dan 5 persen yang merupakan kendaraan listrik penuh (BEV). Angka ini menggambarkan bahwa meskipun ada pilihan mobil listrik, kendaraan hybrid tetap menjadi pilihan utama di kalangan konsumen mewah.
Alasan Konsumen Mewah Memilih Hybrid
Bansar menjelaskan beberapa alasan mengapa mobil hybrid lebih di sukai oleh konsumen segmen luxury. Salah satu alasan utama adalah kenyamanan yang di tawarkan kendaraan hybrid untuk pemakaian sehari-hari. “Konsumen di segmen pasar mewah lebih mengutamakan kenyamanan dan performa, sementara mobil listrik terkadang memberikan tantangan. Tersendiri dalam hal pengisian daya,” ujarnya. Kendala seperti waktu yang di perlukan untuk mengisi baterai mobil listrik dan ketidaknyamanan dalam perjalanan jarak jauh masih menjadi hambatan bagi konsumen.
Selain itu, harga jual mobil listrik yang lebih rendah juga menjadi faktor yang kurang menarik bagi segmen konsumen mewah. Hal ini karena mereka tidak terlalu mempertimbangkan harga, tetapi lebih fokus pada kenyamanan dan keuntungan jangka panjang. Bansar juga menambahkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian adalah nilai jual kembali (resale value). Mobil listrik, menurutnya, cenderung mengalami depresiasi yang lebih tinggi di bandingkan dengan mobil hybrid, yang tetap mempertahankan nilai jualnya dengan lebih baik.
Infrastruktur Pengisian Daya Menjadi Kekhawatiran
Bansar juga menyebutkan bahwa infrastruktur pengisian daya menjadi salah satu kekhawatiran utama bagi konsumen Lexus di Indonesia. Meskipun mobil listrik sudah mulai di lengkapi dengan charger di beberapa area, proses pengisian daya yang memakan waktu cukup lama membuat beberapa konsumen ragu untuk beralih. Bagi konsumen mewah yang sering melakukan perjalanan jauh, kekhawatiran ini semakin nyata, terutama bagi mereka yang sering bepergian ke luar kota.
Meski ada fasilitas pengisian daya di kota-kota besar seperti Jakarta, kekhawatiran mengenai ketersediaan dan kecepatan pengisian daya di luar kota masih menjadi isu yang perlu di pertimbangkan oleh konsumen di pasar mewah. Hal ini berbeda dengan mobil hybrid yang lebih fleksibel dan nyaman di gunakan untuk perjalanan jarak jauh, karena masih mengandalkan mesin bensin selain motor listrik.
Mobil Listrik Lebih Menarik untuk Konsumen Menengah
Bansar juga mencatat bahwa segmen pasar yang lebih tertarik pada mobil listrik biasanya adalah konsumen di kelas menengah ke bawah. Mereka lebih memperhatikan efisiensi bahan bakar dan biaya operasional yang lebih rendah. Bagi konsumen kelas ini, kendaraan listrik menawarkan penghematan yang signifikan dalam jangka panjang. Namun, bagi konsumen di segmen luxury market, efisiensi bukanlah prioritas utama. Mereka lebih mementingkan kenyamanan, performa, dan manfaat jangka panjang dari kendaraan yang mereka pilih.
Meskipun mobil listrik mulai memperoleh tempat di pasar otomotif global, di pasar mobil mewah seperti Lexus, konsumen lebih memilih kendaraan hybrid. Faktor kenyamanan, performa, dan infrastruktur pengisian daya menjadi pertimbangan penting dalam keputusan pembelian. Untuk konsumen mewah, kendaraan hybrid masih menawarkan solusi yang lebih praktis dan menguntungkan di bandingkan dengan mobil listrik. Yang meskipun ramah lingkungan, masih memiliki beberapa tantangan dalam hal kenyamanan dan praktikalitas.
Sumber : Kompas.com