
Berita Otomotif dan Dunia Balap – Mudik Lebaran merupakan tradisi yang selalu dinantikan oleh banyak orang, terutama bagi mereka yang tinggal di kota besar seperti Jakarta dan ingin merayakan hari raya bersama keluarga di. Kampung halaman. Untuk perjalanan jauh seperti Jakarta-Surabaya, pemilihan kendaraan yang efisien sangat penting, baik dari segi biaya bahan bakar maupun kenyamanan. Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang. Tiga jenis kendaraan yang. Sering digunakan untuk mudik. Yaitu mobil konvensional (Internal Combustion Engine/ICE), mobil hybrid. (Hybrid Electric Vehicle/HEV), dan mobil listrik (Electric Vehicle/EV). Ketiga jenis kendaraan ini memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, dan tentunya berpengaruh pada pengeluaran selama perjalanan mudik.
1. Mobil Konvensional (ICE): Toyota Avanza
Toyota Avanza adalah salah satu mobil. Konvensional yang banyak. Digunakan oleh masyarakat Indonesia. Termasuk untuk mudik. Dengan mesin berbahan bakar bensin, Avanza memiliki konsumsi bahan bakar yang terbilang cukup efisien, yakni 17,6 kilometer per liter (Kpl).
Untuk perjalanan jarak jauh seperti Jakarta-Surabaya, yang memiliki jarak sekitar 800 km, Toyota Avanza membutuhkan sekitar 44,6 liter bensin. Mengingat harga Pertamax yang terus berubah. Maka biaya yang dibutuhkan untuk bahan bakar ini bisa bervariasi. Selain biaya bensin, pengendara juga harus mempertimbangkan. Biaya tol yang dikenakan selama perjalanan.
Namun, meskipun Avanza terbilang irit untuk kendaraan konvensional. Biaya total perjalanan tetap akan lebih tinggi dibandingkan. Dengan kendaraan hybrid atau listrik.
2. Mobil Hybrid (HEV): Toyota Innova Zenix Hybrid
Toyota Innova Zenix Hybrid merupakan pilihan kendaraan hybrid yang mulai populer di kalangan masyarakat. Dengan menggabungkan mesin bensin dan motor listrik. Mobil ini memiliki efisiensi bahan bakar yang lebih baik dibandingkan dengan mobil konvensional. Innova Zenix Hybrid memiliki konsumsi bahan bakar sekitar 24 kilometer per liter (Kpl), yang lebih hemat daripada Toyota Avanza.
Untuk perjalanan Jakarta-Surabaya, Innova Zenix Hybrid hanya membutuhkan sekitar 32,7 liter bensin. Menggunakan Pertamax, biaya bensin yang di butuhkan sekitar Rp 421.937. Di tambah dengan tarif tol, total biaya mudik menggunakan Innova Zenix Hybrid adalah sekitar Rp 1.276.000. Meski lebih hemat daripada Avanza, biaya yang di keluarkan masih lebih tinggi di bandingkan dengan mobil listrik.
3. Mobil Listrik (EV): Hyundai Ioniq 5
Hyundai Ioniq 5 merupakan mobil listrik yang semakin populer di Indonesia, dan menjadi pilihan menarik untuk mudik Lebaran. Dengan efisiensi daya 6,4 kilometer per kWh, Ioniq 5 membutuhkan sekitar 122,6 kWh untuk menempuh perjalanan dari Jakarta ke Surabaya.
Biaya pengisian daya untuk mobil listrik di SPKLU PLN (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum) sebesar Rp 2.467 per kWh, sehingga untuk perjalanan mudik, biaya pengisian daya yang di perlukan adalah sekitar Rp 302.454. Selain itu, penggunaan SPKLU fast charging (DC) di kenakan biaya tambahan sebesar Rp 25.000. Setelah menambahkan biaya tol, total biaya yang di keluarkan untuk mudik Jakarta-Surabaya menggunakan Hyundai Ioniq 5 adalah sekitar Rp 1.182.000.
4. Mudik Lebaran: Mobil Listrik Lebih Irit
Berdasarkan perbandingan biaya di atas, mobil listrik seperti Hyundai Ioniq 5 terbukti menawarkan pengeluaran yang lebih irit di bandingkan dengan mobil hybrid dan mobil konvensional. Selisih biaya mudik Jakarta-Surabaya menggunakan Ioniq 5 bisa mencapai ratusan ribu rupiah lebih hemat di bandingkan dengan Innova Zenix Hybrid dan Toyota Avanza.
Selain efisiensi biaya, mobil listrik juga memiliki keuntungan dalam hal emisi yang lebih rendah, yang tentu saja lebih ramah lingkungan. Meskipun infrastruktur pengisian daya untuk mobil listrik masih dalam tahap pengembangan di beberapa daerah, namun perjalanan mudik dengan mobil listrik tetap menjadi pilihan menarik bagi mereka yang ingin menghemat biaya dan berkontribusi pada pelestarian lingkungan.
Secara keseluruhan, bagi Anda yang merencanakan mudik dengan kendaraan pribadi, memilih mobil listrik dapat menjadi opsi yang lebih menguntungkan, baik dari segi biaya operasional maupun dampak lingkungan.
Sumber :Kompas.com