
Berita Otomotif dan Dunia Balap – Coolant, atau cairan pendingin, memainkan Perawatan Radiator peran yang sangat penting dalam menjaga mesin kendaraan tetap dalam suhu yang optimal. Namun, banyak pemilik kendaraan yang tanpa sadar mencampur berbagai jenis coolant demi kemudahan atau hanya karena ketersediaan. Padahal, tindakan ini justru bisa berbahaya dan merusak sistem pendinginan mesin.
Coolant yang Berbeda, Masalah yang Sama: Kenapa Tidak Semua Coolant Sama?
Fendy, Director PT Autokooling Jaya Nusantara, distributor radiator Koyorad, menjelaskan bahwa coolant yang beredar di pasaran memiliki komposisi dan kandungan kimia yang berbeda-beda. Hal ini tergantung pada pabrikan dan spesifikasi produk. Beberapa coolant berbasis ethylene glycol, sementara yang lainnya menggunakan propylene glycol atau aditif khusus yang berfungsi untuk mencegah korosi dan meningkatkan efisiensi pendinginan.
Setiap jenis coolant di rancang dengan formula yang spesifik untuk bekerja Perawatan Radiator optimal dengan bahan dan desain radiator tertentu. Ketika berbagai jenis coolant di campur, reaksi kimia yang terjadi bisa sangat merugikan, seperti menggumpalnya cairan pendingin yang mengurangi kemampuannya dalam menyerap panas dan bahkan menyumbat jalur pendinginan.
Perawatan Radiator: Mengapa Mencampur Coolant Bisa Membahayakan Mesin Anda
Menurut Fendy, mencampur jenis coolant yang berbeda dapat mengganggu efektivitas zat anti-korosinya. Zat anti-korosi sangat penting untuk melindungi blok mesin dan radiator dari kerusakan akibat karat. Jika sifat anti-korosinya terganggu, proses karat bisa berlangsung lebih cepat, yang berisiko menyebabkan kerusakan pada komponen mesin yang sulit dan mahal untuk diperbaiki.
Selain itu, perbedaan kandungan ethylene glycol dalam Perawatan Radiator coolant juga dapat memengaruhi titik didih dan titik beku cairan tersebut. Titik didih yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan coolant lebih lambat dalam membuang panas, sedangkan titik beku yang terlalu rendah membuat sistem pendinginan kurang efektif dalam mencegah mesin overheat.
Dampak Langsung pada Sistem Pendinginan: Mengapa Efektivitas Bisa Menurun
Coolant yang tercampur tidak hanya berisiko mengurangi efisiensi dalam menyerap panas, tetapi juga dapat menyebabkan terjadinya penyumbatan di saluran radiator. Penyumbatan ini bisa menghalangi aliran cairan pendingin, yang pada gilirannya dapat menyebabkan suhu mesin meningkat tajam. Sistem pendinginan yang tidak berfungsi dengan baik bisa berujung pada kerusakan mesin yang lebih parah, yang tentunya akan memerlukan biaya perbaikan yang sangat besar.
Jaga Perawatan Radiator: Tips Agar Sistem Pendinginan Tahan Lama
Untuk menjaga radiator dan sistem pendinginan tetap awet, sangat di sarankan untuk selalu menggunakan satu jenis coolant yang di rekomendasikan oleh pabrikan kendaraan. Dengan menggunakan satu jenis coolant yang sesuai. Anda memastikan bahwa formula yang terkandung di dalamnya bekerja dengan optimal dan tidak menimbulkan reaksi kimia yang merugikan.
Selain itu, penggantian coolant sebaiknya di lakukan secara berkala, sekitar setiap 20.000 km atau dua tahun sekali. Penggantian secara rutin ini akan memastikan bahwa sistem pendinginan kendaraan Anda tetap berfungsi dengan baik dan mencegah kerusakan akibat coolant yang sudah kotor atau kehilangan efektivitasnya.
Kesimpulan: Mengapa Penting untuk Tidak Mencampur Coolant
Meski terlihat sepele, mencampur coolant yang berbeda bisa berdampak serius pada kinerja mesin dan radiator kendaraan Anda. Resiko kerusakan yang di timbulkan tidak hanya mengurangi efisiensi sistem pendinginan. Tetapi juga bisa mempercepat proses korosi yang merusak komponen penting kendaraan. Untuk itu Selalu pastikan untuk menggunakan satu jenis coolant yang di rekomendasikan. Oleh pabrikan dan lakukan penggantian secara rutin untuk menjaga agar sistem pendinginan tetap bekerja optimal.
Sumber : Kompas.com